"Sering mendengar kalimat yang mengatakan bahwa semua yang ada di dunia ini adalah titipan. Maka Sang Penitip suatu saat akan datang kembali meminta apa yang telah dititipkannya.
Aku langsung berpikir, pada apa yang telah dititipkan kepadaku, sudahkah semua dalam kondisi yang baik atau mungkin sangat baik, saat Engkau datang mengambilnya.
Bukankah, tadinya aku mengatakan bahwa kalimat itu sering diperdengarkan kepadaku..
"Masih ada kah perbaikan untuk itu Tuhan?? Andai saja, apa yang Engkau titipkan kepadaku, ternyata kusia-siakan dalam sengajaku..
Apakah suatu saat akan Engkau kembalikan Tuhan, seumpama memberiku kesempatan kedua untuk memperbaikinya..??
Apakah Engkau akan mempercayakan "sesuatu" yang lebih baik dari kemarin, yang akan Engkau titipkan kepadaku Tuhan?.. Sementara diwaktu lalu, aku tak merawat apa yang Engkau letakkan digenggamanku..?? "
Itu dialog yang didendangkan dalam bisikan kepadaMu.. Karena nyali yang menciut untuk bertanya ketika menyadari ketidak mampuan dalam memikul apa yang Engkau bebankan..
Pertanyaan itu mungkinpernah terselip dalam lisan manusia manapun.
"" Sesuatu yang dititipkan oleh Tuhan seumpamanya lahan. Semua yang bernafas, mendapatkan lahannya masing-masing, lengkap dengan waktu yang telah di set secara otomatis. Ketika dititipkan, lahan itu akan diperlakukan sebagai apa, terserah.
Hanya saja, teruslah ingat, bahwa apa yang kamu tanam dilahan itu, kamu sendiri yang akan menikmati hasilnya. Sesaat tombol waktu menyala, Tuhan akan meminta kembali apa yang telah dititipkan kepadamu. Ada kalanya, isi lahan itu akan langsung dikembalikan oleh Tuhan, bersamaan dengan diambilnya apa yang telah dititipkannya kepadamu.
Namun terkadang Tuhan mengambil semua beserta isinya, dan berjanji akan mengembalikan suatu hari..""
"Lahan yang dititipkan kemarin, telah kamu tanami apa..?? Otak mengingat kembali ke beberapa waktu yang telah lalu...
Pribadi yang akan tersenyum bahagia, adalah ketika tidak pernah lelah menanami bibit kebaikan meski hanya dalam wujud molekul terkecil. Pribadi yang tak memaksa harus berkenalan terlebih dahulu untuk melakukan sesuatu yang bersifat bantuan. Pribadi yang selalu menghiasi wajahnya dengan senyuman untuk memberi kebahagiaan kepada orang lain, meski "hanya" berupa senyuman. Pribadi yang tak berpikir akan mendapatkan apa, namun berpikir mampu memberikan apa.. Dan ternyata, Tuhan mengembalikan panennya dalam "ribuan ton biji gandum dan kurma yang teramat manis".. Pribadi yang terselamatkan dari "miskin"..
Ibaratkan sisi mata uang, Mengapa ada manusia yang terduduk letih. Tak mampu menangis dan tak bersuara dalam memohon untuk mengembalikan waktu, mundur kebelakang..
Tuhan mengembalikan berkarung-karung ulat berbau busuk yang diambil dari lahan yang dulu dititipkan padanya.. Ribuan ulat yang terlahir hanya dari beberapa perbuatan buruknya. dan entah apa lagi...
Selalu ada kesempatan untuk setiap manusia dari Yang Maha Penyayang.. Apapun yang kamu perbuat hari ini, kembali ke tanganmu sendiri, di suatu hari nanti.. Andai Tuhan mengembalikan hal buruknya sekarang, semasa hidupmu, justru karena Tuhan memberikanmu waktu untuk menjadi lebih baik di esok hari.. Setidaknya, Tuhan memberimu kesempatan untuk mencuci kesalahanmu sebelum kamu mati..
''''
Ini apa yang ada dalam pikiran dan kutuangkan dalam bentuk kalimat tanpa suara.. Aku, menulis apa yang kupikirkan, agar kelak, saat aku lupa, tulisan ini membantuku untuk mengkoreksi dari kekeliruan yang ada dalam tulisan ini.. Tulisan ini akan bersuara melalui lisan-lisan orang-orang yang ditempatkan disekelilingku... Orang-orang hebat&istimewa yang membuatku tak berhenti mengucapkan syukur, bahwa dalam skenarioNYA, ALLAH memberikan aku hidup yang sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar